Selasa, 25 Oktober 2011

Filsafat Pendidikan

Merupakan terapan dari filsafat umum, maka selama membahas filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat.
Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.
Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab/aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.
Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu
a. Filsafat pendidikan “progresif”
Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau
b. Filsafat pendidikan “ Konservatif”.
Didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius.

Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme,dan sebagainya.

Berikut aliran-aliran dalam filsafat pendidikan:
1. Filsafat Pendidikan Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali

2. Filsafat Pendidikan Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.

3. Filsafat Pendidikan Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach

4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.

5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich

6. Filsafat Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff

7. Filsafat Pendidikan esensialisme Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.

8. Filsafat Pendidikan Perenialisme Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.

9. Filsafat Pendidikan rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.

Fenomena ”Hidup Lebih Maju”
Setiap orang, pasti menginginkan hidup bahagia. Salah satu diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya atau bisa disebut hidup lebih maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat diwujudkan melalui pendidikan. Dikaitkan dengan penjelasaan diatas, menurut pendapat saya filsafat pendidikan yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme(kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan mengarah pada hasil pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai seperti yang telah disebutkan diatas.
Jadi, aliran filsafat yang pas dan sesuai dengan pendidikan yang mengarah pada kehidupan yang maju menurut pikiran saya yakni filsafat pendidikan progresivisme (berfokus pada siswanya). Tapi akan lebih baik lagi bila semua filsafat diatas bisa saling melengkapi.

SABDA ALAM

Kicau burung bernyanyi
Tanda buana membuka hari
Dan embun pun memudar
Menyongsong fajar

Sejenak ku terlena
Akan kehidupan yang fana
Nikmat alam semesta
Nusa indah nirmala

Serasa pagi tersenyum mesra
Tertiup bayu membangkit sukma
Adakah esok kan tersenyum jua
Memberi hangatnya sejuta rasa

Sabda alam, menghanyutkan suasanaku
Kadangkala kebosanan mencekam jiwa
Sabda alam, berbuah kodrat tak tertahan
Rasa cinta, rasa nista berpadu satu

Minggu, 02 Oktober 2011

Oh My Lady

Sinopsis Oh My Lady Episode 16 - Teman-teman pasti sudah nonton Drama Oh My Lady yang sudah tayang di Indosiar semenjak 14 September 2011 yang lalu. Nah... pada tulisan ini aku ingin menulis tentang Sinopsis Oh My Lady Episode 16 atau Sinopsis Oh My Lady Episode terakhir. Adapun alasan untuk menuliskan topik ini adalah biar kamu tidak lagi penasaran tentang bagaimana kisah akhir drama ini.

Sinopsis Oh My Lady Episode 16Gambar Cover Drama Oh My Lady
Adapun cerita yang bergulir dalam Sinopsis Oh My Lady episode 16 diawali dengan Min Woo yang diundang untuk mengikuti perayaan bersama staff The Show Company.

Pada bagian terakhir sinopsis Oh My Lady episode 16 digambarkan bagaimana Min Woo kemudian berterima kasih karena Kae Hwa sudah menjaga dirinya dan Ye Eun selama ini. Dia berjanji kalau mulai sekarang dia akan menjaganya.

Bagi teman-teman yang ingin membaca secara lengkap sinopsis Oh My Lady Episode 16 ini, maka secara lengkapnya kamu dapat mengunjungi link berikut disini. Semoga terhibur ^_^

Min Woo meminta Kae Hwa untuk menjadi ibu Ye Eun. Dia menjelaskan kalau dia telah menunggu untuk mengatakan ini hingga acara musikal berakhir. Tidak ada siapapun yang dapat menjadi ibu yang baik bagi Ye Eun selain Kae Hwa. Min Woo berkata, “Aku memerlukanmu. Ayo kita menikah!” Kae Hwa membatu tapi Min Woo menambahkan lagi, “Aku tidak berkata bohong. Aku sudah serius memikirkan hal ini selama beberapa waktu. Pikirkan lagi, lalu berikan aku jawaban. Aku bisa menunggu selama yang kau perlu!”

Min Woo diundang untuk mengikuti acara perayaan bersama staf The Show Company. Jae Hee berkata jika Min Woo sudah seperti keluarga bagi staf The Show Company soalnya sudah mau berkumpul bareng mereka. Min Woo tersenyum dan menatap Kae Hwa sambil bilang, “Aku rasa juga begitu. Rasanya seperti sebuah keluarga!” Min Woo hari itu sangat peduli pada Kae Hwa misalnya saja dia mengambilkan serbet untuknya dsb. Shi Joon jadi sangat terhibur sementara Kae Hwa terlihat jengkel.
Bahkan ketika Kae Hwa diminta minum, Min Woo rela menggantikannya.

Sikap Min Woo membuat Jae Hee menggoda jangan-jangan skandal mereka selama ini memang benar. Kae Hwa berteriak, “Tidak!” sementara Min Woo menjawab, “Ya!” Kae Hwa bangkit untuk pergi lebih awal karena anak-anak dan Min Woo juga buru-buru permisi lalu menemani Kae Hwa keluar. Kae Hwa sangat sebal pada sikap berlebihan Min Woo dan berkata dia akan memberikan jawabannya sekarang, “Aku tidak akan menikah lagi!” Min Woo memintanya untuk berpikir lagi tapi Kae Hwa menjawab jika dia sudah banyak berpikir untuk mendapatkan jawaban ini.

Dengan nada yang sedikit marah, Min Woo berkata kalau terlalu pengecut bila Kae Hwa tidak mau menikah karena pernikahannya yang pertama gagal. Mungkin saja yang pertama gagal tapi yang kedua dia mungkin bertemu dengan pria baik. Kae Hwa bilang bahwa dia tidak ingin berharap seperti itu. Di samping itu, dia punya Min Ji. Min Woo membantah kalau seorang putri bukanlah seorang suami. Bagaimana kalau nanti Min Ji menikah? Apa Kae Hwa tahan hidup sendiri? Kae Hwa terdiam.
Min Woo: Apa kau sebegitu takutnya?
Kae Hwa: Ya, aku takut. Apa kau tahu apa itu pernikahan?
Min Woo: ‘Apa yang kau tahu jika tak punya pengalaman hidup?’ Itu kan yang ingin kau katakan padaku?
Kae Hwa: Kau belum pernah terluka sebelumnya jadi kau tidak tahu. Kau tidak tahu betapa sakitnya berjanji akan mencintai seumur hidup tapi kemudian mendapati semuanya hancur. Jadi tolong jangan berbicara tentang pernikahan lagi denganku. Aku minta maaf sudah berkata seperti ini.
Keesokan harinya, Min Woo mencegat Byung Hak saat dia akan meninggalkan rumahnya. Min Woo langsung ke pokok permasalahannya. Apa yang Byung Hak lakukan hingga Kae Hwa mau menikah dengannya? Byung Hak berkata kalau ini bukan urusannya tapi Min Woo berkata, “Tentu saja ini masalahmu. Ini yang menjadi halangan bagi Kae Hwa untuk menikah dengaku!” Byung Hak terlihat bingung, “Kenapa?” Min Woo bertanya lagi tapi Byung Hak hanya menjawab jika Kae Hwa itu wanita yang rumit dan membosankan. Min Woo menyipitkan mata dan berkata, “Kau berselingkuh, ya?!”

Byung Hak membela diri dengan berkata kalau Kae Hwa tidak tahu bagaimana cara membuat dirinya terlihat cantik. Rasanya seperti hidup dengan pembantu saja! Bahkan Byung Hak bilang jika dia tidak pernah membelikan Kae Hwa bunga. Bukannya karena lupa tapi dia tidak pernah terinspirasi untuk melakukan itu.
Min Woo bertanya apakah Byung Hak pernah meminta maaf pada Kae Hwa. Byung Hak tertawa dan berkata kalau hal itu sangat memalukan. Min Woo berkata dengan tajam, “Minta maaf padanya. Minta maaf secara resmi!” Byung Hak merasa kalau ini adalah permintaan yang aneh. Min Woo berkata lagi, “Aku meminta sebagai pria yang mencintai Kae Hwa!”

Sekarang Min Woo mulai beraksi untuk memenangkan hati Kae Hwa. Misalnya saja, dia menunggu di depan apartemen untuk mengantar anak-anak ke sekolah. Dia kaget waktu mendengar Kae Hwa belum sarapan. Setelah anak-anak sampai di sekolah, Min Woo mengajak Kae Hwa makan di resto mahal. Dia bahkan melayani Kae Hwa. Ajumma sangat khawatir melihat harga makanan yang mahal. Dia memperingatkan Min Woo untuk berhemat. Min Woo menanggapi dengan santai dan bilang jika dia masih punya simpanan di bank. Dia juga pasti bakal dapat job lagi!

Di tempat kerja, Kae Hwa mendapat kiriman bunga dari Min Woo. Pegawai yang lain hanya tersenyum sementara Kae Hwa mengatakan, “Bisa saja kan, ini ucapan terima kasih!” Mereka sama sekali tidak percaya. Min Woo mengirimi Kae Hwa sms. Tapi dia malah membalas kalau dia akan membuang bunga itu. Tapi sungguh deh, bunga kiriman Min Woo memang membuat Kae Hwa tersenyum. Berikutnya, target Min Woo adalah Bok Nim. Dia membawakan wanita itu kue sebagai ucapan terima kasih karena sudah menjaga Ye Eun. Min Woo kemudian meminta nasehat sebab Bok Nim adalah teman Kae Hwa. Min Woo bilang, “Aku ingin menikahi Yoon Kae Hwa!” Bok Nim syok dan menjatuhkan kopinya.

Bok Nim langsung menemui Kae Hwa bertanya kapan pernikahannya akan digelar. Dia tidak menghiraukan gumaman Kae Hwa kalau Min Woo masih kecil. Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengannya. Lagi pula, Min Woo memintanya untuk menjadi ibu Ye Eun. Bukan istrinya! Bok Nim mengerti keluhan Kae Hwa dan tersenyum, “Kau benar-benar menyukai Min Woo!” Karena itulah Kae Hwa kecewa pada permintaan Min Woo. Bok Nim mencoba melunakkan Kae Hwa. Jika mereka saling menyukai, apa lagi masalahnya? Di mata Bok Nim, Min Woo bersikap serius.
Min Woo mengajak Kae Hwa dan anak-anak makan di sebuah restoran bagus. Kae Hwa sedikit khawatir pergi ke tempat seperti itu sebab mereka bakal ditonton. Min Ji senang karena sekali-sekali mereka makan di luar. Min Woo sama sekali tidak khawatir. Dia menepuk kepala Ye Eun dan berkata, “Aku akan membesarkannya dengan bangga karena dia adalah putriku!” Ini adalah cara cerdas untuk membuat Kae Hwa terkesan. Kae Hwa memandang Min Woo dengan linglung.

Ketika Kae Hwa pergi ke kamar mandi bersama Ye Eun, Min Woo mengobrol dengan Min Ji. Dia bertanya apa Min Ji suka punya adik seperti Ye Eun. Min Ji sangat cerdas dan langsung bertanya, “Apa kau akan menikahi ibuku?” Perkataan ini membuat Min Woo terkejut dan berkata kalau itu memang keinginannya. Tapi, Min Woo masih harus mendengar pendapat Min Ji dulu. Min Ji bertanya, “Jika kau menikahi ibuku dan seorang wanita cantik muncul, apa kau akan menceraikan ibuku?” Min Woo menganga dan Min Ji menjelaskan kalau setiap hari Min Woo bekerja dengan aktris yang cantik-cantik. “Jika kau mengkhianati ibuku, itu akan membuatnya sangat sedih!” Min Woo berkata dengan tenang, “Hal itu tidak akan pernah terjadi. Aku berjanji padamu!”
Acara musikal terus berlanjut. Setelah menyelesaikan salah satu pertunjukkannya, Min Woo menelpon Kae Hwa yang kerja lembur – atau pura-pura kerja lembur. Min Woo menawarkan diri untuk menjemputnya tapi Kae Hwa menolak. Han melihat Min Woo bergumam pada diri sendiri setelah telpon itu lalu mendekatinya dan berkata kalau Min Woo pasti terjebak cinta tak berbalas. Min Woo jadi curiga tapi Han punya pandangan untuk Min Woo mengahadapi situasi ini. Min Woo penasaran dan akhirnya setuju untuk pergi minum bareng Han.

Kae Hwa bekerja hingga malam. Melihat dia masih di kantor, Shi Joon menawarinya tumpangan dan mereka berhenti sejenak untuk mengobrol. Kae Hwa berharap agar Shi Joon dan Jung Ah bisa mencoba lagi. Meski Shi Joon tidak merespon, tapi dia tidak melawan perkataan Kae Hwa. Dia malah memikirkannya lagi.

Shi Joon kemudian mengalihkan topik ke Min Woo. Kae Hwa tidak bisa berpura-pura dihadapan Shi Joon karena dia tahu banyak tapi sebelumnya dia bertanya seberapa banyak Shi Joon tahu. Dia menjawab, “Yang satu memberikan bunga tapi yang lain sepertinya belum siap menerimanya!” Kae Hwa mengaku kalau Min Woo kelihatan serius tentang sebuah hubungan tapi dia tidak yakin. Kae Hwa tidak yakin apa dia bisa menjadi ‘seorang wanita’ untuk Min Woo. Shi Joon berkata kalau dia pasti bisa. Dia juga mengaku kalau dulu dia juga sempat menyukai Kae hwa. Kae Hwa kaget tapi Shi Joon menjamin kalau semuanya sudah normal lagi.
Karena minumannya, Min Woo jadi bicara ngawur. Dia bicara dengan bebasnya. Kenapa Kae Hwa menolak lamarannya? Han mengambil laptopnya dan mulai mengetik. Dia bertanya kenapa Kae Hwa menolaknya dan sejak kapan dia menyukai Kae Hwa. Min Woo menjawab, “Sejak kami mencari Ye Eun. Tidak – sejak dia harus tinggal di sauna karena aku. Tidak – sejak dia bertengkar dengan Yoon Seok. Atau sudah sejak awal?”

Han berkata kalau Min Woo pasti sangat menyukai Kae Hwa. Min Woo mengiyakan, “Aku sangat menyukainya. Dia berbeda dari wanita yang aku kencai dulu. Dia cantik.” Setelah itu, Min Woo tertidur. Han mulai menulis tentang kisah cinta Min Woo. Dia menggunakan kata-kata seperti “terlahir kembali sebagai aktor yang sesungguhnya.” Artikel ini mendapat sambutan hangat dikalangan pers. Min Woo digambarkan sebagai aktor yang lebih down to earth dan dia dianggap sudah membuang imej-nya dulu sangat jelek sebagai aktor yang tak bermutu.
Yoon Seok tidak senang tapi pendapat orang lain tentang Min Woo mulai berubah. Bahkan, Eom terkesan pada Min Woo. Dia bahkan memuji diri sendiri karena sudah menemukan Min Woo sejak dulu. Byung Hak marah sebab dia tidak menolong. Tapi, Eom berkata kalau dia akan mendapatkan Min Woo untuk proyeknya yang selanjutnya. Shi Joon juga menawari Min Woo proyek baru dari produser asal Jepang. Min Woo sangat senang tapi saat dia melihat dia harus tinggal setahun di Jepang dia menolak. Shi Joon berkata kalau ini adalah kesempatan emas tapi Min Woo menjawab jika ada seseorang yang harus dia jaga di Korea.
Jae Hee menyerahkan sebuah dokumen pada Kae Hwa untuk diberikan pada Min Woo. Itu adalah kontrak sebuah iklan. Para pengiklan terkesan dengan imej Min Woo sebagai single father yang berdedikasi. Kae Hwa membawa dokumen itu ke tempat pemotretan Min Woo. Dia sedang iatirahat. Make up artis berkata kalau ‘scandal partner’ Min Woo (Kae Hwa) sangat di bawah standar. Dia menawarkan akan mengenalkan Min Woo pada model muda yang lebih cantik. Min Woo berkata, “Aku suka wanita seksi.”

Kae Hwa merinding mendengar hal ini. Dia tidak jadi mendekat dan malah pergi. Dia menemui Yu Ra yang mengucapka selamat atas hubungan Kae Hwa dan Min Woo. Yu Ra berkata jika dia tidak akan ikut campur dan sudah memutuskan kalau dia akan pergi. Kae Hwa menyerahkan dokumen itu pada Yu Ra agar disampaikan ke Min Woo sebab dia sibuk dan harus segera pergi. Yu Ra menyanggupinya dan langsung menemui Min Woo. Setelah mendengar alasan kepergian Kae Hwa, Min Woo langsung menelpon tapi Kae Hwa tidak menjawab telponnya. Dia kemudian
pergi ke teater dan diberitahu bila Kae Hwa masih di kantor.

Shi Joon menemukan Kae Hwa di atap dimana dia menolak telpon dari Min Woo. Shi Joon menawari bir sementara itu, Kae Hwa menawari untuk menceritakan cerita lucu pada Shi Joon. Min Woo telah melamarnya. Rasanya menyenangkan akan menjadi istri lagi tapi hari ini perasaan itu hancur. Shi Joon bilang kalau Min Woo adalah aktor dari awal. Kae Hwa menjawab kalau pada awalnya dia tidak ada hubungan apa-apa dengan Kae Hwa. Jadi tidak masalah. Dan semakin lama mereka bersama, segalanya mulai berubah. Shi Joon berkata kalau Min Woo sangat mencintai Kae Hwa. Dia bahkan rela menolak kesempatan main drama di Jepang. “Dia sudah banyak berubah. Apakah kau tidak menyadarinya?”
Min Woo tiba di kantor yang ternyata kosong. Dia lalu ke atap dimana dia melihat Kae Hwa sedang menghapus air matanya. Cukup sudah! Min Woo kesal dan menarik tangan Kae Hwa dan menariknya turun. Min Woo merasa terluka sebab Kae Hwa mengabaikan telponnya dan menghindarinya. Dan sekarang dia menangis dihadapan Shi Joon. Padahal Kae Hwa tahu kalau dia menunggunya. Min Woo menegeraskan suaranya. Kae Hwa berkata jika dia sudah memberikan jawabannya. Tapi, Min Woo mengabaikannya.

Min Woo membantah jika dia mempermasalahkan hal seperti usia dan status, dia tidak akan menyukai Kae Hwa dari awal. Kae Hwa membalikkan perkataan Min Woo dengan berucap jika hal ini membuktikan kalau Min Woo masih muda dan sebaiknya berhenti sebelum semakin jauh. Dan dia harus pergi ke Jepang. Min Woo tertarik mendengar ini, “Jadi karena ini?” Dia lalu menjelaskan kalau dia tidak mengatakan 
tentang tawaran ke Jepang itu karena dia memang tidak ingin pergi.
Kae Hwa kemudian mempermasalahkan cara Min Woo yang menariknya dengan kasar. Dia berkata bahwa dia malu Min Woo bersikap seperti itu. Dia pun marah dan mulai memperdebatkan kesalahpahaman itu. Min Woo berkata, “Jadi kau berkata kau tidak bisa menikahiku? Apa kau berkata aku tidak akan mampu sebab aku belum dewasa dan muda?” Kae Hwa menjawab ya dan dia tidak bisa menikahi pria yang bereaksi dalam cara yang tidak terprediksi seperti itu. Hal itu membuatnya tidak nyaman. Kae Hwa lalu pergi. Sementara itu, Min Woo meneriakkan namanya dengan putus asa.
Malam itu Byung Hak menelpon Kae Hwa. Dia menemukan mantan suaminya sedang mabuk. Dan yang paling mengejutkan, Byung Hak berkata, “Aku minta maaf!” Dia mengaku jika dia memang tidak pernah minta maaf dengan pantas jadi dia melakukannya sekarang. Kae Hwa tidak bersalah dan mereka bercerai karena salahnya. Tapi dia malu untuk minta maaf dan tidak mampu melakukannya. “Tapi, setelah mendengarkan Sung Min Woo, harus minta maaf. Jadi aku datang kesini!”

Min Woo tiba di rumah dengan perasaan kacau. Dia lalu melihat draft drama yang akan dia bintangi dan dapat sebuah ide. Dia membuat proposal untuk Kae Hwa. Judulnya: Proposal Untuk Hidup Dengan Yoon Kae Hwa. Dia mulai mengetik. Keesokan paginya, Min Woo muncul di apartemen Kae Hwa dan menyerahkan amplop padanya. Dia meminta Kae Hwa memberikan pendapatnya setelah membaca proposal itu. Kae Hwa membacanya. Disana tertulis hal kayak, ‘Kae Hwa punya suara keras’, ‘bisa membuat ddukbokki dan kimbap yang enak’, Kae Hwa lebih menyukai Kim Myung Min ketimbang Sung Min Woo’, dan  ada catatan tambahan: ‘Dia telah menjadi ibu Ye Eun’ dan ‘Dia adalah wanita dalam hatiku’.
Di bawah rencana masa depan, Min Woo menulis kalau dia akan menikah dalam waktu satu bulan, liburan di kapal pesiar untuk merayakan satu tahun pernikahan mereka dan seterusnya. Permintaan maaf Byung Hak telah membuat hati Kae Hwa mencair dan sekarang dia tersenyum melihat proposal Min Woo.

Jung Ah ditawari pekerjaan di Daejeon. Dia meminta persetujuan Shi Joon. Dia juga berkata kalau mereka perlu waktu tersendiri sekarang. Ketika dia pergi, Jung Ah memberitahu Shi Joon bila dia tidak menjadi istri yang baik selama ini. Tapi pintu tidak ditutup. Shi Joon sadar kalau dia juga bersalah. Dia bahkan bilang jika dia akan mengunjungi Jung Ah tiap akhir pekan.
Min Woo tampil lagi dalam acara musikal itu. Setelah selesai, dia mengecek hp-nya untuk mencari tahu apakah Kae Hwa menelponnya. Ternyata tidak. Dia terlihat sangat kecewa. Kemudian Min Woo sangat kaget saat melihat Kae Hwa menemuinya di teater yang sudah kosong. Min Woo sedang duduk sendiri disana. Kae Hwa terlihat sangat tanang ketimbang terakhir kali mereka bertemu.

Kae Hwa minta maaf atas kata-kata kasarnya pada Min Woo. Dia tidak bermaksud seperti itu. Dia meminta Min Woo untuk mengerti. Kae Hwa juga berterima kasih sebab Min Woo mau memikirkan kehidupan dan masa depan Kae Hwa dengan serius. Min Woo terlihat termenung mendengar perkataan Kae Hwa. Sebelum mengatakan kalimat berikutnya, Kae Hwa diam sejenak. Kemudian dia berkata pada Min Woo: “Jadi aku berpikir untuk menjadi lebih berani sekarang. Berkat kau, aku pikir aku akan melakukannya sekarang!”

Kae Hwa menambahkan jika selama ini dia hanya berpikir untuk mendukung Min Ji. “Tapi jika segalanya
bertambah buruk, tak apa bila bersandar pada orang lain.” Min Woo tersenyum lalu melangkah maju untuk memeluk Kae Hwa dengan lembut. Min Woo berterima kasih atas jawaban itu. Kae Hwa juga berterima kasih sebab Min Woo sudah membuatnya berani lagi.

Min Woo kemudian berterima kasih karena Kae Hwa sudah menjaga dirinya dan Ye Eun selama ini. Dia berjanji kalau mulai sekarang dia akan menjaganya dan mereka pun berciuman…
The end.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Synopsis Drama Korea "My Princess"

Drama korea yang di tayangin di Indosiar ini. seru abis.. disini, tersaji synopsis drama korea My Princess..

Sinopsis My Princess Episode 1 - 2



Pada suatu hari di jaman modern, hiduplah seorang putri yang cantik jelita di sebuah kerajaan di sebelah timur dunia. Putri tersebut berjalan dengan anggun dengan diikuti oleh kedua dayang menuju singgasana. Sebuah perayaan tradisional sedang diadakan di kerajaan tersebut.

Seorang ksatria mengawal keberadaan Putri. Dengan earpiece-nya, ia berkomunikasi dengan rekan lain untuk mengawasi keselamatan Putri.  


Mmmhh… ternyata ini bukan cerita Putri yang seperti kita dengar waktu kecil dulu.

Karena putri tersebut bukanlah putri. Dan ksatria itu bukanlah ksatria.

‘Putri’ tersebut adalah Lee Seol (KIM TAE HEE), seorang gadis kebanyakan yang bekerja menjadi Putri untuk pemotretan dengan turis di lokasi kerajaan yang menjadi tujuan wisata.


Sementara ‘ksatria’ tersebut sebenarnya adalah Park Hae Young (SONG SEUNG HUN), pewaris tunggal kerajaan bisnis Dae Han, sebuah usaha konglomerasi yang menguasai hampir seluruh bisnis di Korea Selatan. Hmmh.. quite charming as a prince, right?

Hae Young adalah diplomat yang sekarang sedang bertugas untuk menemani Putri Stella, Putri dari sebuah kerajaan Eropa, di Korea Selatan. Saat Putri Stella ingin berpose dengan Putri Korea Selatan, ia pun mencari ‘Putri’ di lokasi wisata yang letaknya bersebelahan dengan perayaan tradisional itu.


Hae Young memintanya untuk memakai busana Putrinya selepas jam kerjanya dan berfoto dengan Putri Stella. Walaupun Hae Young telah memasuki ruang ganti tanpa permisi, tapi Lee Seol tergerak hatinya. Karena dengan ia berfoto dengan Putri Kerajaan luar, sama saja dengan ia menyumbangkan tenaga untuk Republik Korea ..

… dan menambah pundi-pundinya sebanyak 100.000 won.
Untuk apa sih ia mengumpulkan uang tersebut?
 
Karena ia walaupun ia bukan Putri sungguhan, ia tetap memiliki Pangeran Tampan.


Dan Pangeran itu adalah Prof. Nam Jung Woo (RYU SEUNG WON), dosen Lee Seol di kampusnya. Sebagai dosen arkeologi, Prof. Nam sangat keren di mata Lee Seol. Ia memimpikan dirinya bertemu dengan Prof. Nam di Mesir, mencari harta karun bersama, dan terkurung di piramida. Alangkah romantisnya…

Itu ukuran romantis dari Lee Seol.

Untuk mewujudkan impiannya, ia akan pergi ke Mesir dengan koper keren yang sudah 2 tahun diincarnya. Dia bahkan sudah menabung selama 2 tahun dari hasil keringatnya sendiri, dengan melakukan pekerjaan sampingannya, menjadi Putri di lokasi wisata kerajaan.


Tapi impiannya memiliki koper itu harus ditunda karena Hae Young hanya memiliki cek 1 juta won, dan Lee Seol tak memiliki kembalian. Yah.. kalau sudah punya kembalian sebesar itu, ia tak perlu menunggu 2 tahun untuk membeli koper.

Jadi Lee Seol sungguh terpana saat ia bertemu dengan Hae Young lagi di Departement Store, sedang memilih cincin yang ia juga sukai (6 juta won = biaya kuliah satu semester!) dan membayarnya dengan kartu kredit. Bagaimana mungkin ada orang yang dengan gampangnya mengeluarkan uang sebesar itu tanpa berpikir dua kali, bahkan menolak voucher yang diberikan oleh toko?


Maka, sebuah ide terlintas di benaknya.

Mencoba merayunya? Mengungkapkan cinta padanya?


Haa.. itu yang terlintas di benak Hae Young. Karena ide Lee Seol sebenarnya sederhana yaitu meminta struk pembeliannya untuk ditukar menjadi voucher. Ia bersedia melakukan sesuatu untuk memuluskan jalan Hae Young yang sedang mengejar seorang wanita.

Bagaimana ia tahu Hae Young sedang suka pada seorang wanita? Lee Seol ahlinya. Saat ia mendengar percakapan Hae Young dan Oh Yoon Ju (PARK YE JIN) yang sedang membereskan museum dan mengundang Hae Young datang ke museum esok hari, ia tahu kalau Hae Young jatuh cinta pada gadis itu. Maka ia bersedia menukar saran dari pakar cinta (yaitu dirinya sendiri) dengan voucher yang dimiliki Hae Young.


Dan percaya tak percaya, saran Lee Seol yang membelikan sarung tangan karet untuk membantu Yoon Ju membereskan museum tepat sasaran. Karena Yoon Ju mengirimkan SMS agar tak perlu datang ke museum untuk membantunya berbenah, karena ia akan pulang cepat.

Ternyata kepulangan Yoon Ju yang dipercepat karena ia akan makan malam dengan teman lamanya, Prof. Nam Jung Woo. Mmmhhh… cinta segi empat?

Jika saat siang hari Lee Seol menjadi Putri, maka malam hari ia adalah gadis korek api yang tak memiliki tempat untuk berteduh. Dia sebenarnya memiliki rumah dan kamar yang nyaman, jika saja kakak tirinya tak mengubah password rumahnya karena sedang tak ingin diganggu.


Blessed in disguise, saat ia mencari tempat bermalam di kampus, ia malah bertemu dengan Prof. Nam yang singgah di kantor sebentar. Mereka pun makan malam bersama walau hanya dengan mie gelas. Prof. Nam pun pulang setelah memberitahu kalau ia menyimpan selimut di dalam lemari kantornya.


Dari buku arkeologi yang ditulis oleh Prof. Nam bersama Yoon Ju, ia tahu kalau Prof Nam menyukai gadis itu. Apalagi wajahnya terpampang sebagai background desktop-nya. 


Bukannya patah hati, Lee Seol pun bertanya secara online, siapakah Yoon Ju itu? Ia mendapat jawaban: Kurator museum Hae Young. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana ia dapat menyingkirkan wanita yang menempel pada pacarnya? 

Hehehe..

Sun Tzu pernah berkata, “Keep your friend closer and your enemy closer.” Maka ia mendatangi museum untuk melihat lebih dekat seperti apakah sih gadis yang bernama Oh Yoon Ju itu? Namun apa yang dikatakan Sun Tzu jika ia melihat kalau musuhnya adalah wanita yang disukai oleh Hae Young juga?


 Walaupun sebenarnya Prof Nam langsung menjaga jarak dengan Yoon Ju setelah tahu benda apa yang dipamerkan oleh Yoon Ju dalam eksibisi Museum Hae Young. Eksibisi yang sedang dilakukan oleh Yoon Ju adalah ambisi mereka berdua sejak jaman kuliah dulu. Mereka bersama-sama mencari jejak surat peninggalan Kaisar terakhir Korea yang hilang. Bahkan mereka menulis buku bersama tentang itu. Dan Prof Nam merasa terkhianati. 


Walaupun secara formal, Yoon Ju tak merebut surat peninggalan itu, tapi secara etika dan moral Yoon Ju seharusnya memberitahunya terlebih dahulu karena ialah yang mengawali penyelidikan ini.


Dan sekarang Yoon Ju malah memamerkan surat tersebut tanpa sepengetahuannya?

Lee Seol yang ingin agar Prof. Nam ‘lepas’ dari pacarnya, mencoba mendekatkan Hae Young dengan Yoon Ju. Terlepas, menurut Hae Young, Yoon Ju sudah paten menjadi jodoh cucu Dae Han grup.

Hae Young ataupun cucu konglomerat Dae Han grup, bukan masalah bagi Lee Seol, asalkan bukan Prof. Nam-nya.


Jadi ia membantu Hae Young dengan membuat Yoon Ju cemburu, dengan memperkenalkan diri sebagai Go Eun Byul, pacar Hae Young (Lee Seol: perhatikan jika alis matanya naik, maka dia jelas cemburu). Hae Young terkesima dengan penilaian si ahli. Maka ia pun menerima ajakan Lee Seol untuk mentraktir Lee Seol.


Namun pertemuan mereka harus terputus karena kakeknya, Park Dong Jae, khusus memintanya pulang karena ada perintah yang harus dilakukan. Yaitu, temukan gadis bernama Lee Seol dan bawa pulang ke rumah.


Hae Young terkejut mendengar perintah Kakek yang aneh. Walaupun aneh, tapi ia tetap pergi ke alamat rumah yang dituju. Ia pun bertemu dengan Lee Dan, saudara tiri Lee Seol, yang menunjukkan rumah ibu mereka yang juga sebuah penginapan. Hae Young pun bergegas ke sana, dan menemukan ..


Go Eun Byul? 


Hae Young marah karena Lee Seol menipunya, memalsukan jati dirinya. Apa lagi yang palsu darinya? Yang pasti bukan wajahnya, Hae Young. 

Lee Seol menjelaskan kalau ia memalsukan namanya karena kalau wanita cemburu, pasti akan mencari informasi tentang dirinya di Internet (sama seperti yang ia lakukan pada Oh Yoon Ju sebelumnya).

Hae Young masih belum bisa mempercayai Lee Seol, memutuskan untuk menginap di sana di kamar Royal Grand Executive Presidential Suite. Nama yang keren untuk sebuah kamar sederhana apalagi bagi Hae Young yang mungkin lebih sering tinggal di kamar yang memang bernama seperti itu.


Hehehe.. Lee Seol memang marketer yang bagus. Barang jelek pun kalau diberi nama keren pasti akan dapat dijual, kok.. 

Ia menyelidiki pemilik penginapan ini, dari foto ibu Lee Seol, yang menurut Hae Young bukan selera Kakeknya. Yah.. tapi apapun bisa terjadi, kan?


Tahu kalau Hae Young orang kaya, Lee Seol mematok semuanya, termasuk air panas yang tidak dinyalakan sampai Hae Young setuju untuk membayarnya. Bahkan makanan yang dijualpun sangat mahal, membuat Hae Young kesal karena Lee Seol sangat perhitungan.


Namun kekesalannya mereda karena Lee Seol menyajikan bioskop di udara terbuka, Roman Holiday-Audrey Hepburn, yang kebetulan juga merupakan artis favorit Hae Young.


Saat itu Hae Young menyelidiki masa lalu Lee Seol yang sama sekali tak diingat oleh Lee Seol, karena dia juga anak angkat. Ia hanya ingat kalau ayahnya berjanji akan menjemputnya nanti. Nanti, ternyata menjadi sangat lama.Tapi Lee Seol percaya ayahnya akan menjemputnya.

Menyadari mungkin perkiraannya benar, Hae Youngpun bertanya bagaimana jika ternyata ia berasal dari keluarga kaya.

“Yang pertama, aku akan ke kantor pajak, mencari tahu berapa kekayaan mereka. Dan kedua akan ke kantor catatan sipil, mencari tahu berapa saudara yang kumiliki untuk berbagi kekayaan itu.” caption
Hae Young hanya berdecak kesal mendengar jawabannya yang Lee Seol banget.

Namun kekesalan malam itu tak sebanding dengan kekesalannya saat Lee Seol meminta Hae Young berpindah kamar karena orang yang bernama Prof. Nam Jung Woo akan datang menginap, dan Lee Seol ingin Prof. Nam tidur tepat di depan kamarnya.


Seperti apa sih, Prof. Nam itu?

Saat Prof. Nam datang dengan rekan sekerjanya, ia diminta menyambut karena Lee Seol ingin merapihkan diri dulu. Walaupun kesal, ia juga ingin melihat pria yang membuatnya terusir dari kamarnya. Maka ia menerima tugas itu. Saat Prof Nam datang, ia menatap Prof. Nam dari ujung rambut ke ujung kaki.


Saat Lee Seol keluar rumah dengan cantik, Hae Young berdecak kesal dan mulai  memahami semuanya. Ia pun bersedia untuk pindah kamar. Namun hal itu tak sesuai dengan keinginan Lee Seol, karena Hae Young memeluknya dan mempersilahkan Prof. Nam untuk tinggal di kamarnya.

“Anda akan tinggal di Royal Grand Executive Presidential Suite, dan kamar di depannya adalah kamar kami berdua. Jadi jika Anda membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk mengetuknya.”
LOL.

Lee Seol marah karena Hae Young mengkudeta usaha PDKT-nya pada pria idamannya. Namun Hae Young pun mengatakan dia hanya ingin memperlakukan sama seperti yang Lee Seol lakukan pada gadis idamannya.  
Lee Seol menjelaskan kalau usahanya ini adalah demi kepentingan mereka berdua, apalagi saat Hae Young tahu kalau Oh Yoon Ju-nya adalah cinta pertamanya Prof. Nam.

Tapi Hae Young tak ada waktu untuk bermain-main karena kakeknya memintanya segera membawa Lee Seol ke rumah. Ia pun ‘menyeret’ Lee Seol pergi dan menjelaskan bahwa ia diminta Kakeknya untuk membawanya pulang kerumah karena ada kemungkinan dia adalah tantenya. 

Lee Seol tak percaya bualan Hae Young. Namun Hae Young tetap bersikeras dan tetap membawanya pergi. Di mobil, Lee Seol bertanya tentang pekerjaan Kakek yang mungkin adalah ayahnya. 

Hae Young memberi petunjuk dengan mengatakan kalau usaha kakeknya adalah membuat ini dan itu (Hae Young memegang setir mobil dan handphone). Dan Lee Seol mengartikan kalau usaha kakeknya adalah usaha aksesoris mobil dan aksesoris handphone.

LOL.

Akhirnya Hae Young harus memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang namanya dan menghubungkannya dengan nama museum yang Lee Seol kunjungi kemarin. Lee Seol terperangah mengetahui kalau Hae Young adalah pewaris bisnis Dae Han.


Sesampainya di rumah, Kakek Park sudah menunggunya di depan. Saat ia datang, ia langsung berlutut membuat Lee Seol jengah dan berkata,

“Paduka Putri, dosa yang hamba perbuat sangat besar.”
Bukan Lee Seol saja yang terkejut, tapi juga Hae Young. Di dalam, Lee Seol dijelaskan kalau ia adalah keturunan terakhir, cucu buyut, dari Raja Soon Jong.


Ayah Kakek Park diamanatkan oleh Raja Soon Jong untuk mencari putranya yang diasingkan, dan dengan dana Kerajaan, menyelamatkan Kerajaan agar tidak lenyap. Berpuluh-puluh tahun Kakek Park mencarinya namun hasilnya nihil. Kemudian ia mendirikan Dae Han dengan dana kerajaan, dan setelah menemukannya keturunannya (aka Putri Lee Seol) ia akan mengembalikan dana kerajaan itu.

Lee Seol sulit memahaminya. Karena jika Kakek menemukannya, seharusnya ia juga menemukan ayahnya bukan? Kakek menjawab kalau ayahnya sudah tiada.

Lee Seol tak mempercayainya. Ia segera pergi meninggalkan Kakek, yang segera dikejar oleh Hae Young, yang ingin tahu sebenarnya apa yang sedang terjadi.

“Katanya ayahku sudah meninggal. Katanya aku adalah cucu buyut Raja Soon Jong. Katanya aku adalah Putri. Kakekmu pasti lagi sakit, kan? Ayah berjanji untuk menjemputku. Aku sudah menunggunya sekian lama. Ia tak boleh mati begitu saja. Ia tak boleh meninggalkanku lagi.”
Tak ada yang dapat dilakukan oleh Hae Young untuk meredakan tangis Lee Seol karena ia pun juga masih terkejut dengan kenyataan ini. Ia hanya dapat memeluk Lee Seol.


Hae Young kemudian mengantarkan Lee Seol pulang ke rumahnya di Seoul. Namun seperti biasa, Lee Dan mengunci rumahnya dan tak mengijinkan Lee Seol masuk. Lee Seol pun menjadi gadis korek api lagi.


Namun kali ini ada Hae Young yang mengajak Lee Seol pulang ke rumahnya.

Dan sekarang giliran Hae Young yang menawarkan kamarnya sebagai Royal Grand Executive Presidential Suite dengan harga yang sama pula.

Untuk membangkitkan semangatnya, Hae Young membuat makan malam untuk Lee Seol, yang ternyata selera makannya lebih besar dari yang ia kira. Namun makan malam mereka terganggu karena Hae Young mendapat kunjungan dari Yoon Ju.


Serta merta Hae Young mengungsikan Lee Seol ke kamar dengan segala atributnya, termasuk piring steaknya.

Oke, semua sudah terkendali.

Atau tidak. Karena Lee Seol kekenyangan, perutnya meminta SEGERA untuk membuang sebagian isi perutnya. Lee Seol segera mengirimkan SMS untuk menyampaikan pesan perutnya pada Hae Young dan menambahkan kalau tak segera dilakukan maka salah satu koper di kamarnya akan menjadi korban.

Hae Young pun mencari berbagai alasan untuk menyingkirkan Yoon Ju. Walaupun Yoon Ju merasa sedikit aneh dengan kelakuan Hae Young, ia pun pamit untuk pulang. Hae Young membukakan pintu untuknya, namun ia tak segera keluar karena menemukan sepatu wanita di depan.

Hae Young berusaha membuat alasan mengapa ada sepatu wanita di dalam rumahnya, tak sadar kalau pintu tertutup kembali.


Lee Seol yang sudah tak kuat menahan langsung keluar dari kamar dan masuk ke kamar mandi.
  
Komentar :

Gadis korek api adalah memang seorang Putri dan Pangeran adalah memang seorang ksatria. Dan fairytale ini memang menjadi cerita Putri yang endingnya adalah happily ever after.

Untuk yang sudah menonton dan mengikuti sinopsis My Princess sebelumnya, flashing our memory back to My Princess is a delightful thing.


Tapi, nontonnya apalagi beberapa episode terakhir, pas sudah buka puasa, ya.. 

Hehehe...