seumur hidup aku, ini yang pertama
pintu hatiku diketuk seorang wanita
dialah ciri selama ini kucari
ayu wajahnya setia dan sederhana
meskipun aku disini, dan dia disana
jarang sekali berjumpa, semenjak kita berpisah
namun rinduku semakin menggebu
bunga cintaku semakin merekah
Sungguh kumerasa resah, melepas dirimu sendiri disana
namun ku selalu berdoa, semoga bersama
disana hanyalah menanti kehadiranku tiada pasti
bertanya kabar melalui tinta, jarang sekali bertemu muka
namun kutahu engkau setia
disana hanyalah menunggu, kehadiranku disismu
kasih kau setia terhadap aku, sanggup menanti kata putusku
sayang ketabahanmu menawanku
sungguh kumerasa resah
untuk menilai sesuatu yang indah
namunku ada pepatah
yang aku gubah…..
disana hanyalah menanti………
sampai bilakupun tak pasti
bertanya kabar melalui tinta
jarang sekali bertemu muka
namun ku tahu dia setia
dan disini tetap menunggu…
berada jelas dimataku.
kasih tak luak terhadap aku
sanggup menunggu kata putusku
sayang ketabahanmu
Jumat, 27 September 2013
Sabtu, 07 September 2013
TERIMA KASIH UNTUKMU
TERIMA KASIH
UNTUKMU
Sebulan sudah aku melepasmu, bak
merpati yang ku lepas bebas ke dunia luas tanpa batas. Pasca melepasmu itu,
semuanya sungguh berbeda, entah apa yang berbeda kali ini. Semuanya yang dulu
terasa berwarna bak pelangi, kini semuanya terasa bak dunia yang gelap tanpa
cahaya dan tanpa warna. Aku pun serasa buta, tak bisa melihat
keindahan-keindahan yang dulu pernah kau ciptakan untukku. Semuanya terasa
dalam satu warna yaitu kegelapan. Duniaku gelap tak berwarna, tak ada cahaya
dan tak ada setitik keindahan di dalamnya. Hidupku yang sempurna kini serasa
kosong tak berbekas, merpati yang dulu ku lepas untuk melihat keindahan dunia
bebas, kini sudah melupakanku dengan segala kebebasannya. Tuhan sungguh hinanya
aku, hanya penyesalan yang amat mendalam kini ku rasakan. Apakah ini hukum
karma darimu Tuhan?
Perlahan semuanya pun meninggalkanku dengan segala
kehancuranku, keterpurukanku dan kehinaanku. Apakah aku tak layak kembali
mendapatkan kebahagiaanku dengan caraku?
Memang semuanya tak seindah dulu, saat aku mulai mengenalmu
dengan segala keindahanmu, saat kau mengenalkanku dengan segala kebahagiaanmu
dan dengan segala keceriaanmu di hariku. Kamu yang mengajarkanku arti dari
sebuah kehidupan yang sesungguhnya, kamu yang telah membuat pagi-pagiku indah,
kau yang telah membuat mataku terbuka akan kehadiranmu. Kini semuanya hilang,
sirna dan musnah bak rumah yang tersapu oleh terjangan angin topan di siang
hari. Tak ada lagi pagiku yang indah, hariku yang ceria, dan kehidupanku yang
bahagia, senyumanku pun kini tergantikan oleh butiran-butiran air mata yang
menetes dalam setiap hari, sujud dan doa doaku. Seandainya kamu tau isi hatiku,
betapa sakit dan hancurnya perasaanku saat ini. Memang saat aku melepasmu pun ketika
itu air mataku jatuh menetes di pelupuk mataku. Entah berapa puluh butiran air
mataku yang keluar saat melepasmu. Aku pun tau kamu pun merasa sakit akan
kehilanganku saat itu, aku pun juga merasakan hal yang sama, bahkan lebih sakit
dari apa yang kamu rasakan saat itu. Kamu tak tau betapa menderitanya setelah
itu?
Sebulan yang lalu, aku hampir putus asa karenamu, kondisi
yang semakin rumit membuat kondisi fisikku semakin tak menentu, seringnya aku
keluar masuk poliklinik dan rumah sakit membuat badanku semakin menyusut dan
kecil. Penderitaanku pun belum selesai sampai disini, hari hari yang aku lalui
penuh dengan rasa sakit, sempat aku memohon agar Tuhan segera mencabut nyawaku
agar aku tak merasakan sakit ini. Namun ternyata Tuhan berkata lain, saat menjelang
“September” aku dinyatakan pulih, dan aku serasa hidup kembali seperti bayi
yang baru lahir. Tak henti-hentinya aku bersyukur akan hidup yang Tuhan berikan
untukku. Namun semuanya tak berhenti disini, Tuhan masih mengujiku di
kesempatan yang lain. Betapa berat yang aku rasakan ini, saat ku jumpai kembali
merpati yang sempat aku lepaskan, semuanya terasa berbeda dan berat,
seakan-akan kamu tak akan pernah lagi memafkan semua kesalahanku. Wahai
merpatiku apakah sebegitu besarkah kesalahanku padamu sehingga kamu tak mau
meaafkan dan menerima kembali persahabatanku?
Sebenarnya aku tak ingin
kamu tau bagaimana aku berusaha agar kamu tak tau apa yang aku rasakan
selama ini. Namun aku juga tak mau munafik atas perasaanku yang masih amat
mencintaimu. Sungguh aku menyesal telah melepaskanmu waktu itu, melepasmu ke
dunia bebas tanpaku dan tanpa cintaku, Biarkan aku hidup dengan penyesalanku
melepasmu dan biarkan aku hidup dengan sisa-sisa cintaku padamu. Terima
kasih untukkmu wahai merpatiku yang telah membawaku ke dalam kehidupanmu,
membawaku ke dalam cintamu yang telah tulus menyayangiku dengan tulus dan
dengan sepenuh jiwamu.
-Aku Yang Selalu Mencintaimu-
Langganan:
Postingan (Atom)