Bagian Satu
*Kehidupan Perguruan tinggi*
Apa yang anda fikirkan setelah lulus dari sekolah menengah
atas atau acap kali kita sebut dengan istilah SMA? Yang pasti banyak sekali
jawaban yang terlontar dari banyak individu. Ya, jawaban-jawaban tersebut tak
lain dan tak bukan adalah setelah lulus dari SMA yang pertama terfikir adalah
kuliah, selanjutnya banyak spekulasi bermunculan, ada yang berkata bekerja, tak
melanjutkan atau nganggur, dan ada lagi adalah mereka memilih untuk menikah.
Dari berbagai fikiran-fikiran tersebut yang akan kita bicarakan disini adalah
perkuliahan. Nah, selanjutnya apa sih pengertian dari kuliah itu sendiri?
Kuliah adalah salah satu jenjang pendidikan, dimana pendidikan ini ditempuh
setelah lulus dari SMA ataupun SMK. Banyak orang diluar sana menganggap kuliah
itu adalah sama saja, toh hasilnya sama sama bekerjanya, namun dengan seiring
berjalannya waktu dan zaman yang sudah modern ini kuliah adalah hal wajib bagi setiap individu,
sebab banyak para individu yang ingin mengejar karier demi kehidupan yang
sejahtera. Di perkuliahan itu sendiri tidaklah mudah untuk masuk dalam sebuah
universitas, banyak unversitas-universitas di Indonesia, entah itu negeri
maupun swasta. Keduanya banyak diminati para calon mahasiswa karena beberapa
factor pendukungnya, untuk memasuki sebuah universitas dibutuhkan kerja keras,
universitas negeri maupun swasta sama-sama menginginkan menghasilkan
mahasiswa-mahasiswa yang berkompeten di bidangnya. Oleh karena itu banyak
universitas yang menyeleksi sangat ketat saat ujian masuk perguruan tinggi,
disitulah perjuangan awal. Jika beruntung individu tersebut akan lolos dan
diterima di perguruan tingi yang diinginkannya, jika tidak banyak calon mahasiswa
yang menempuh ujian masuk melalui beberpa jalur. Jalur yang ditawarkan dalam
perguruan tinggi bermacam-macam. Ada jalur yang ujian masuk sebelum ujian
nasional berlangsung, setelah ujian nasional, dan setelah ujian masuk perguruan
tinggi itu berlangsung. Ada lagi beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang
membuka jalur masuk dibagi dalam tiga tahap, pertama tahap satu, tahap dua,
tahap tiga dan sebagainya.
Setelah dinyatakan diterima semua mahasiswa baru diharuskan
untuk melakukan kegiatan kampus. Seperti pengenalan kehidupan kampus, nah
disinilah yang biasanya paling ditakuti para mahasiswa baru. Karena banyak
kasus-kasus yang beredar penganiayaan dan pelecehan seksual dalam pengenalan
kehidupan kampus atau yang sering kita dengar dengan sebutan OSPEK. Sehingga
membuat para mahasiswa baru enggan untuk mengikuti ospek dan memilih untuk
tidur dirumah atau mempersiapkan bahan untuk kuliah hari pertama. Sebenarnya
ospek tidak seperti apa yang terjadi dalam kasus-kasus yang sering di
beritakan, dan seharusnya ospek pun harus sarat dengan pendidikan, mengenalkan
dunia kampus dan lingkungan dimana individu-individu tersebut akan menjalani
masa pendidikannya selama 4 tahun. Kalaupun ada kasus-kasus yang sering
diberitakan tersebut adalah ulah para oknum senior yang ingin balas dendam
terhadap mahasiswa baru. Dan kurangnya pengawasan dari pihak atasan itu
sendiri. Upaya untuk menghilangkan agar tidak terjadinya kasus-kasus tersebut
sangatlah sulit, sebab dari tahun ke tahun tetap saja banyak dan marak sekali kasus
yang terjadi, sehingga banyak sekali korban yang berjatuhan, entah di daerah
timur, barat atau tengah pasti ada korban dari masa pengenalan kehidupan
kampus.
Lepas dari itu semua, awal dari
kehidupan kampus yang sebenarnya adalah terletak pada hari pertama menjalani
perkuliahan. Dimana mahasiswa dikenalkan pada mata kuliah, dosen dan
kegiatan-kegiatan mereka selama di kampus. Dan disinilah awal mahasiswa
beradaptasi dengan kehidupan-kehidupan yang tumbuh dan berkembang di dalam
kampus. Kehidupan yang baik dan buruk, salah dan benar, serta suka dan duka.
Bagian Dua
Menyandang predikat mahasiswa adalah
dambaan banyak orang Banyak hal yang membuat predikat yang satu ini menjadi
incaran dan rebutan bagi siapapun yang doyan kenikmatan dunia, antara lain memuaskan
dahaga akan ilmu, atau ingin meningkatkan status sosial ekonomi kelak di
kemudian hari, bahkan ada juga yang sekedar buat gengsi dan kesenangan.
Berbagai alasan inilah yang kelak akan menentukan tipe mahasiswa apakah dia
ketika berkiprah di bangku perkuliahan, di samping faktor lain yaitu pergaulan
yang dipilih.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki
di sebuah perguruan tinggi, yang terlintas dalam benak kebanyakan mahasiswa
adalah bagaimana supaya dapat kuliah dengan baik, mencapai cita-cita yang sejak
awal dibawa dari kampung atau tempat asal, seterusnya mendapat pekerjaan yang
baik. Gambaran tentang kehidupan kampus yang sebenarnya masih tampak buram. Tetapi
apa yang terjadi kemudian, selang beberapa waktu kemudian terjadi perubahan
seiring dengan perjalanan akademik mahasiswa. Setiap orang mulai memilih
jalannya sendiri-sendiri. Apakah dari segi teman sepergaulan, termasuk kegiatan
kampus apa yang dilakoni, juga di organisasi mana tepat berkiprah. Semua itu
tergantung dari pemahaman dan idealisme masing-masing. Maka jadilah mahasiswa
itu bergolong-golongan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi informasi dan komunikasi yang mewarnai era yang serba cepat
ini. Yang mengakibatkan merebaknya berbagai pemahaman dan ideologi atau
pemikiran yang beraneka macam di kalangan mahasiswa. Kondisi ini, tak ayal
mempengaruhi kelakuan mahasiswa itu sendiri beserta gaya hidupnya yang datang
dari pemikiran yang dianutnya. Pemikiran yang datang dari barat seperti paham
kebebasan (liberalisme), hedonisme, sekularisme, kapitalisme dan sosialisme,
termasuk pluralisme dan sinkretisme, mau tak mau harus dikonsumsi oleh berbagai
kalangan Termasuk mahasiswa sebagai bagian dari target propaganda pemikiran
tersebut. Yang kemudian memaksa banyak mahasiswa untuk berpaham machiaveli
(menghalalkan segala cara) untuk mencapai segala keinginannya sebagai refleksi
dari pemikiran-pemikiran ini. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang
halal. Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Hidup dianggap
syurga, kuliah dianggap tamasya dan melupakan alam yang kekal. Bergelimang
dalam kesesatan, terperangkap dalam dosa. Mengejar kenikmatan sesaat. Walhasil,
banyak mahasiswa yang terperangkap oleh kehidupan yang pragmatis. Di
tengah-tengah kehidupan kampus yang nyaris merampas seluruh waktu dan tenaga
lebih-lebih materi. Kuliah yang harus tepat waktu, memburu dead-line
tugas-tugas membosankan pemberian dosen, obrolan sia-sia dan menjemukan dengan
teman se-gank. Belum lagi ditambah masalah pribadi dan keluarga. Semua itu
nyaris membuat banyak mahasiswa enggan untuk melirik sisi lain dari kehidupan
ini. Suatu dimensi kehidupan dimana yang menjadi target adalah keridhaan Allah
dan alam akhirat. Yang familiar dengan sebutan hidup fii sabilillaah. Tak bisa
disangkal bahwa tidak semua mahasiswa terperangkap dengan fakta kehidupan.
Banyak juga yang memilih untuk mempersembahkan diri dan hidupnya untuk
menegakkan kebenaran, menjadi generasi peduli umat. Mengorbankan harta, kuliah,
untuk tegaknya kalimat Laailaahaillallaah Muhammadurrasullullaah, sebagai suatu
simbol kebenaran dan kemuliaan sejati. Berjuang membebaskan manusia dari segala
pemikiran-pemikiran sesat, yang tak jarang datang dari kalangan mahasiswa teman
sepergaulan. Kehidupan kampus yang merupakan salah satu bagian dari proses
kehidupan, ternyata mampu memberikan gambaran masa depan setiap personal yang
terlibat di dalamnya. Ini bisa dilihat dari out put yang telah tercover menjadi
sarjana. Jalan hidup yang dipilihnya rata-rata hanyalah melanjutkan aktivitas
yang dibiasakannya ketika di bangku perkuliahan, demikian juga halnya dari segi
pemikirannya. Benarlah sebuah maksim bahwa “Custom make all thing easy”,
kebiasaan membuat segalanya mudah.
Oleh karena itu hendaklah mahasiswa sedini mungkin pandai-pandai mendeteksi exixtensi berbagai pengaruh yang setiap saat menyerang pemikirannya. Yang tentu saja pemikiran itu akan mempengaruhi pola kehidupannya, sekarang, dan nanti.
Oleh karena itu hendaklah mahasiswa sedini mungkin pandai-pandai mendeteksi exixtensi berbagai pengaruh yang setiap saat menyerang pemikirannya. Yang tentu saja pemikiran itu akan mempengaruhi pola kehidupannya, sekarang, dan nanti.
Bagian Tiga
*Organisasi*
Dalam
kehidupan kampus seperti apa yang telah dijabarkan, ada beberapa kehidupan
dimana kehidupan tersebut penting dalam di dunia kampus. Adalah organisasi,
adapun pengertian organisasi adalah Secara
sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama
untuk mencapai tujuan bersama dengan pola
tertentu yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non
fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah
organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan
interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku
dan sebagainya. Fungsi dari sebuah organisasi itu sendiri adalah mewadahi atau
menampung seluruh aspirasi yang ada untuk dijadikan sebagai acuan dalam
menjalankan program kerja untuk kepentingan bersama. Dalam sebuah organisasi
sendiri, tidak ada system pemaksaan dimana kita harus masuk ke sebuah
organisasi itu sendiri, telah dijelaskan bahwa sebuah organisasi itu mewadahi
seluruh aspirasi para individu ataupun kelompok sehingga untuk masuk ke dalam
sebuah organisasi itu sendiri butuh keinginan yang kuat dari dalam diri setiap
individu / mahasiswa. Dalam lingkungan kampus sebenarnya banyak sekali organisasi-organisasi
yang muncul dan hidup, semisal organisasi intra maupun ekstra kampus. Dari
beberapa organisasi yang muncul tersebut, yang paling banyak diminati para
mahasiswa adalah organisasi intra kampus, namun dari fakta yang ada anggota
yang masuk dalam organisasi ekstra kampus daripada intra kampus. Salah satu
penyebabnya adalah banyak yang tidak diterima dalam organisasi intra tersebut,
mengapa?
Dikarenakan sebuah
organisasi intra kampus hanya membutuhkan beberapa individu saja, meski mereka
/ individu – individu yang tidak masuk dalam sebuah kepengurusan intra kampus,
sebenarnya mereka sudah masuk dalam sebuah lingkup organisasi yang dalam
lingkup besar, sedangkan yang masuk dalam kepengurusan adalah dalam lingkup
kecil. Lalu, seberapa besarkah peran sebuah organisasi dalam lingkup perguruan
tinggi?
cukup besar :D
BalasHapusorganisasi dapat membuat perubahan dikampus, terlepas itu perubahan positif atau negatif :D
tergantung tujuan organisasi itu sendiri :D
nice post rahma :D
yep yep..
BalasHapusterima kasih :)
semua ditulis berdasarkan fakta yang terjadi di lingkungan kampus :p
asekkkk :D
BalasHapussip sip :D
kerennn kok :D
makasiii^^
Hapus