Minggu, 29 Juli 2012

Serba Serbi Kehidupan Kampus


Bagian Satu
*Kehidupan Perguruan tinggi*
        Apa yang anda fikirkan setelah lulus dari sekolah menengah atas atau acap kali kita sebut dengan istilah SMA? Yang pasti banyak sekali jawaban yang terlontar dari banyak individu. Ya, jawaban-jawaban tersebut tak lain dan tak bukan adalah setelah lulus dari SMA yang pertama terfikir adalah kuliah, selanjutnya banyak spekulasi bermunculan, ada yang berkata bekerja, tak melanjutkan atau nganggur, dan ada lagi adalah mereka memilih untuk menikah. Dari berbagai fikiran-fikiran tersebut yang akan kita bicarakan disini adalah perkuliahan. Nah, selanjutnya apa sih pengertian dari kuliah itu sendiri? Kuliah adalah salah satu jenjang pendidikan, dimana pendidikan ini ditempuh setelah lulus dari SMA ataupun SMK. Banyak orang diluar sana menganggap kuliah itu adalah sama saja, toh hasilnya sama sama bekerjanya, namun dengan seiring berjalannya waktu dan zaman yang sudah modern ini  kuliah adalah hal wajib bagi setiap individu, sebab banyak para individu yang ingin mengejar karier demi kehidupan yang sejahtera. Di perkuliahan itu sendiri tidaklah mudah untuk masuk dalam sebuah universitas, banyak unversitas-universitas di Indonesia, entah itu negeri maupun swasta. Keduanya banyak diminati para calon mahasiswa karena beberapa factor pendukungnya, untuk memasuki sebuah universitas dibutuhkan kerja keras, universitas negeri maupun swasta sama-sama menginginkan menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang berkompeten di bidangnya. Oleh karena itu banyak universitas yang menyeleksi sangat ketat saat ujian masuk perguruan tinggi, disitulah perjuangan awal. Jika beruntung individu tersebut akan lolos dan diterima di perguruan tingi yang diinginkannya, jika tidak banyak calon mahasiswa yang menempuh ujian masuk melalui beberpa jalur. Jalur yang ditawarkan dalam perguruan tinggi bermacam-macam. Ada jalur yang ujian masuk sebelum ujian nasional berlangsung, setelah ujian nasional, dan setelah ujian masuk perguruan tinggi itu berlangsung. Ada lagi beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang membuka jalur masuk dibagi dalam tiga tahap, pertama tahap satu, tahap dua, tahap tiga dan sebagainya.
Setelah dinyatakan diterima semua mahasiswa baru diharuskan untuk melakukan kegiatan kampus. Seperti pengenalan kehidupan kampus, nah disinilah yang biasanya paling ditakuti para mahasiswa baru. Karena banyak kasus-kasus yang beredar penganiayaan dan pelecehan seksual dalam pengenalan kehidupan kampus atau yang sering kita dengar dengan sebutan OSPEK. Sehingga membuat para mahasiswa baru enggan untuk mengikuti ospek dan memilih untuk tidur dirumah atau mempersiapkan bahan untuk kuliah hari pertama. Sebenarnya ospek tidak seperti apa yang terjadi dalam kasus-kasus yang sering di beritakan, dan seharusnya ospek pun harus sarat dengan pendidikan, mengenalkan dunia kampus dan lingkungan dimana individu-individu tersebut akan menjalani masa pendidikannya selama 4 tahun. Kalaupun ada kasus-kasus yang sering diberitakan tersebut adalah ulah para oknum senior yang ingin balas dendam terhadap mahasiswa baru. Dan kurangnya pengawasan dari pihak atasan itu sendiri. Upaya untuk menghilangkan agar tidak terjadinya kasus-kasus tersebut sangatlah sulit, sebab dari tahun ke tahun tetap saja banyak dan marak sekali kasus yang terjadi, sehingga banyak sekali korban yang berjatuhan, entah di daerah timur, barat atau tengah pasti ada korban dari masa pengenalan kehidupan kampus.
          Lepas dari itu semua, awal dari kehidupan kampus yang sebenarnya adalah terletak pada hari pertama menjalani perkuliahan. Dimana mahasiswa dikenalkan pada mata kuliah, dosen dan kegiatan-kegiatan mereka selama di kampus. Dan disinilah awal mahasiswa beradaptasi dengan kehidupan-kehidupan yang tumbuh dan berkembang di dalam kampus. Kehidupan yang baik dan buruk, salah dan benar, serta suka dan duka.


Bagian Dua
        Menyandang predikat mahasiswa adalah dambaan banyak orang Banyak hal yang membuat predikat yang satu ini menjadi incaran dan rebutan bagi siapapun yang doyan kenikmatan dunia, antara lain memuaskan dahaga akan ilmu, atau ingin meningkatkan status sosial ekonomi kelak di kemudian hari, bahkan ada juga yang sekedar buat gengsi dan kesenangan. Berbagai alasan inilah yang kelak akan menentukan tipe mahasiswa apakah dia ketika berkiprah di bangku perkuliahan, di samping faktor lain yaitu pergaulan yang dipilih.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di sebuah perguruan tinggi, yang terlintas dalam benak kebanyakan mahasiswa adalah bagaimana supaya dapat kuliah dengan baik, mencapai cita-cita yang sejak awal dibawa dari kampung atau tempat asal, seterusnya mendapat pekerjaan yang baik. Gambaran tentang kehidupan kampus yang sebenarnya masih tampak buram. Tetapi apa yang terjadi kemudian, selang beberapa waktu kemudian terjadi perubahan seiring dengan perjalanan akademik mahasiswa. Setiap orang mulai memilih jalannya sendiri-sendiri. Apakah dari segi teman sepergaulan, termasuk kegiatan kampus apa yang dilakoni, juga di organisasi mana tepat berkiprah. Semua itu tergantung dari pemahaman dan idealisme masing-masing. Maka jadilah mahasiswa itu bergolong-golongan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi informasi dan  komunikasi yang mewarnai era yang serba cepat ini. Yang mengakibatkan merebaknya berbagai pemahaman dan ideologi atau pemikiran yang beraneka macam di kalangan mahasiswa. Kondisi ini, tak ayal mempengaruhi kelakuan mahasiswa itu sendiri beserta gaya hidupnya yang datang dari pemikiran yang dianutnya. Pemikiran yang datang dari barat seperti paham kebebasan (liberalisme), hedonisme, sekularisme, kapitalisme dan sosialisme, termasuk pluralisme dan sinkretisme, mau tak mau harus dikonsumsi oleh berbagai kalangan Termasuk mahasiswa sebagai bagian dari target propaganda pemikiran tersebut. Yang kemudian memaksa banyak mahasiswa untuk berpaham machiaveli (menghalalkan segala cara) untuk mencapai segala keinginannya sebagai refleksi dari pemikiran-pemikiran ini. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Hidup dianggap syurga, kuliah dianggap tamasya dan melupakan alam yang kekal. Bergelimang dalam kesesatan, terperangkap dalam dosa. Mengejar kenikmatan sesaat. Walhasil, banyak mahasiswa yang terperangkap oleh kehidupan yang pragmatis. Di tengah-tengah kehidupan kampus yang nyaris merampas seluruh waktu dan tenaga lebih-lebih materi. Kuliah yang harus tepat waktu, memburu dead-line tugas-tugas membosankan pemberian dosen, obrolan sia-sia dan menjemukan dengan teman se-gank. Belum lagi ditambah masalah pribadi dan keluarga. Semua itu nyaris membuat banyak mahasiswa enggan untuk melirik sisi lain dari kehidupan ini. Suatu dimensi kehidupan dimana yang menjadi target adalah keridhaan Allah dan alam akhirat. Yang familiar dengan sebutan hidup fii sabilillaah. Tak bisa disangkal bahwa tidak semua mahasiswa terperangkap dengan fakta kehidupan. Banyak juga yang memilih untuk mempersembahkan diri dan hidupnya untuk menegakkan kebenaran, menjadi generasi peduli umat. Mengorbankan harta, kuliah, untuk tegaknya kalimat Laailaahaillallaah Muhammadurrasullullaah, sebagai suatu simbol kebenaran dan kemuliaan sejati. Berjuang membebaskan manusia dari segala pemikiran-pemikiran sesat, yang tak jarang datang dari kalangan mahasiswa teman sepergaulan. Kehidupan kampus yang merupakan salah satu bagian dari proses kehidupan, ternyata mampu memberikan gambaran masa depan setiap personal yang terlibat di dalamnya. Ini bisa dilihat dari out put yang telah tercover menjadi sarjana. Jalan hidup yang dipilihnya rata-rata hanyalah melanjutkan aktivitas yang dibiasakannya ketika di bangku perkuliahan, demikian juga halnya dari segi pemikirannya. Benarlah sebuah maksim bahwa “Custom make all thing easy”, kebiasaan membuat segalanya mudah.
Oleh karena itu hendaklah mahasiswa sedini mungkin pandai-pandai mendeteksi exixtensi berbagai pengaruh yang setiap saat menyerang pemikirannya. Yang tentu saja pemikiran itu akan mempengaruhi pola kehidupannya, sekarang, dan nanti.


Bagian Tiga
*Organisasi*
Dalam kehidupan kampus seperti apa yang telah dijabarkan, ada beberapa kehidupan dimana kehidupan tersebut penting dalam di dunia kampus. Adalah organisasi, adapun pengertian organisasi adalah Secara sederhana, organisasi bisa diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu  yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik. Sehingga bisa dimungkinkan terjadinya suatu konflik dalam sebuah organisasi yang dikarenakan oleh adanya ketidakselarasan tujuan, perbedaan interpretasi fakta, ketidaksepahaman yang disebabkan oleh ekspektasi perilaku dan sebagainya. Fungsi dari sebuah organisasi itu sendiri adalah mewadahi atau menampung seluruh aspirasi yang ada untuk dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan program kerja untuk kepentingan bersama. Dalam sebuah organisasi sendiri, tidak ada system pemaksaan dimana kita harus masuk ke sebuah organisasi itu sendiri, telah dijelaskan bahwa sebuah organisasi itu mewadahi seluruh aspirasi para individu ataupun kelompok sehingga untuk masuk ke dalam sebuah organisasi itu sendiri butuh keinginan yang kuat dari dalam diri setiap individu / mahasiswa. Dalam lingkungan kampus sebenarnya banyak sekali organisasi-organisasi yang muncul dan hidup, semisal organisasi intra maupun ekstra kampus. Dari beberapa organisasi yang muncul tersebut, yang paling banyak diminati para mahasiswa adalah organisasi intra kampus, namun dari fakta yang ada anggota yang masuk dalam organisasi ekstra kampus daripada intra kampus. Salah satu penyebabnya adalah banyak yang tidak diterima dalam organisasi intra tersebut, mengapa?
Dikarenakan sebuah organisasi intra kampus hanya membutuhkan beberapa individu saja, meski mereka / individu – individu yang tidak masuk dalam sebuah kepengurusan intra kampus, sebenarnya mereka sudah masuk dalam sebuah lingkup organisasi yang dalam lingkup besar, sedangkan yang masuk dalam kepengurusan adalah dalam lingkup kecil. Lalu, seberapa besarkah peran sebuah organisasi dalam lingkup perguruan tinggi? 

4 komentar:

  1. cukup besar :D
    organisasi dapat membuat perubahan dikampus, terlepas itu perubahan positif atau negatif :D
    tergantung tujuan organisasi itu sendiri :D

    nice post rahma :D

    BalasHapus
  2. yep yep..
    terima kasih :)
    semua ditulis berdasarkan fakta yang terjadi di lingkungan kampus :p

    BalasHapus
  3. asekkkk :D
    sip sip :D

    kerennn kok :D

    BalasHapus